Single
Allah subhsayahu wa ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suri tauladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak menyebut Allah.” (TQS Al Ahzab: 21)
Akhlak, adalah tingkah laku spontan bagi
seseorang. Spontanitas akhlak itu tak dianugerahkan pada sembarang orang,
contohnya aja kalau kamu sabar. Kesabaran dan tenang karakternya seseorang itu
tidak bisa dibuat-buat, tidak bisa direkayasa, ia adalah karakter asli yang
dianugerahkan Allah untuknya. Nah, Akhlak yang benar itu kamu membiasakan
kebenaran dalam setiap desahan nafas, dan bukannya membenarkan kebiasan dalam
setiap aktivitas. Karena setiap orang telah dibekali sarsaya untuk mencari ilmu
kebenaran dan mempunyai kehendak pribadi yang bebas dan merdeka.
Bagi saya performa dakwah itu penting, itu
cerminan seluruh anggota tubuh, msayakala seluruh tubuhmu dibalut dengan
penampilan yang sesuai sunnah nabi (dibaca : ‘nyunnah’), dengan berpakaian rapi
tanpa cela, kamu funky tapi tetap syar’i, sederhsaya tak dibuat-buat,
menundukan pandangan saat berjalan, dan meskipun jenggotmu tebal dan kurang
karuan, tetap berusaha berikan salaman selamatan, serta senyuman anugerah pada
setiap manusia yang kamu temui di jalan terutama sesama ikhwan. saat kamu
sudah ridho dengan penampilanmu itu karena Alloh dan Rasul-Nya percaya dan
yakinlah wajahmu akan berpendar menampakkan keindahan Performa dakwah seperti
ini menjadi dambaan setiap orang karena merupakan akhlak yang cemerlang.
Penampilan seseorang dalam beragama hendaknya diukur sejauh msaya dirinya
menerapkan amal shalih yang didasari keikhlasan dan mengikuti sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pada mulanya saya merasa ‘nervous’
menjalin ikatan suci yang disebut ukhuwah itu pada ikhwah di negeri
seberang. Kita akan menjalin persaudaraan diatas segala anggapan perbedaan yang
pada hakikatnya kita adalah serumpun.
Ya, karena izin Alloh di tahun
ke-tiga masa studi, saya berkesempatan untuk belajar di salah satu perguruan
tinggi ternama di Malaysia, ya, Malaysia dengan sejuta cerita didalamnya.
Berangkat dari performa dakwah yang saya miliki dakwah ini berusaha menemukan
jalannya sendiri, terjalinnya ukhuwah antara kamu dan kami di bumi para Nabi
bumi Jiran.
Setiap centimeter yang saya tapaki, hati
ini merasa didakwahi oleh lingkungan yang islami, muslimin dan muslimat (ikhwan
akhwat) di negeri ini kompak dalam menciptakan suassaya islami, cerminan
pemuda ramah dan tak cepat marah, saya senyum dia senyum, saya tambah senyum
dia makin sumringah, tapi ini berlaku antara sesama ikhwan dan akhwat. So,
setiap orang punya medan dakwah tersendiri, saya disini merasa didakwahi dan
juga berdakwah msayakala ada kesempatan.
Kalau bertemu dengan pelajar Malaysia
sudah biasa, setiap berpapasan otomatis saling lempar senyuman sebab wajah kita
yang tidak jauh berbeda mudah di indera. Akhwat-akhwatpun sama, murah senyum
dengan sesamanya, tapi ketus dengan mahromnya, begitulah bagusnya ilmu dan
kuatnya iman yang mereka punya selalu teraplikasi pada tutur kata, perilaku,
serta bahasa terindikasi adanya kepahaman agama. Tapi kali ini bertemu dengan
pelajar dari Afrika.
Salut dengan ikhwan-ikhwan Afrika, meskipun terlihat
garang saat berjalan, Ketika berpapasan, "Assalamu'alaykum' jawab
"Wa'alaykumsalam", spontan saja, senyum renyah terlontar, gigi putih
bersinar, pertanda lembutnya hati terasa, seiring genggaman tangan di atas
salam.
Inilah performa yang dimiliki bumi jiran,
dakwah saya tidak ada apa-apanya selain performa dakwah yang terpancar dari
kumulatif mereka, sebagai sebab akhlak cemerlang muncul dari sendi-sendi
perilaku aktivitas sehari-hari. Iklim sosial seperti ini menjadi kenyamsayan
sendiri bagi hati dalam menjalani hari-hari. Hanya secuil kisah yang saya milki
tak sebanding dengan segudang pengalaman yang mendidik diri, berharap esok hari
lebih baik dari hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar